Jumat, 19 Juni 2009

KEPARAT!!!


Aku punya teman
Teman sepermainan
Dimana ada dia selalu ada aku.. (TTM. RATU)

Masih ingatkah kau kawan lagu diatas tadi? Lagu itu sempat menjadi hits disemua tangga lagu tanah air di era 2007. yaa lagu itu dinyanyikan oleh Ratu yang pada waktu itu digawangi Maia dan Mulan Kwok. Lagunya menarik sehingga menjadi hits pada waktu itu. Sampai sekarang pun lagu itu menjadi buah bibir, pasalnya ada bule yang ingin menggarap lagu itu dan ingin dipasarkan di luar negeri dengan bahasa mereka. Bagiku itu sah-sah saja selama sudah meminta izin pada si empunya yaitu Ratu.

Oke gua disini Cuma ingin menceritakan pengalaman sehari-hari dengan fenomena lagu itu. Gua punya teman yang dimana gua ada, selalu ada dia. Anggap lah namanya Agus. Tapi tahukah kau kawan mungkin lebih cocoknya ku anggap dia sebagai Keparat. Hmmm cocok sekali kalau ku sebut teman ku itu Keparat! Pake tanda seru kawan, Keparat!

Ku sebut Keparat karena ada sebabnya kawan, kau tahu tidak kalau si Keparat itu, tingkah lakunya tak rubahnya anak SD! Bahkan anak SD pun bisa lebih dewasa dari si Keparat. Pola pikirnya selalu ingin memanfaatkan orang yang bisa menguntungkan dia. Tak lebih! Berbagai cara dia lakukan untuk memenuhi ambisinya, meskipun harus menelan ludah sendiri. Jangankan ludah sendiri, kalau ku coba bayangkan, TAI!!! dia sendiri pun sudah dimakannya demi ambisinya. Tak ada kata teman selama dia mengejar ambisinya. Kalau ambisinya ke arah positif ku dukung dia. Tapi masalahnya ambisinya itu sesuatu yang remeh temeh. Dan parahnya cenderung ke arah negatif. Padahal si Keparat selalu mengaku kalau dia adalah seorang sarjana dan selalu membanding-bandingkan dengan mereka yang tidak berpendidikan tinggi, tapi sifat, pola pikir dan tingkah lakunya mencerminkan kalau justru dia lah yang tak ubahnya anak SD berperawakan tua. Yang membuatku bingung adalah pendidikan macam apa yang mencetak orang seperti dia!!!! Lingkungan seperti apa yang mendoktrin KEPARAT seperti itu!!!

Pernah dalam suatu acara di TV ada dialog paparan visi seorang CAPRES mengenai masalah ekonomi. Kalau aku, tetangga sebelah dan seorang ibu rumah tangga yang tidak berpendidikan tinggi berpikir bagaimana nanti memilih seorang presiden yang mampu membawa Indonesia sedikit maju ketimbang hari ini. Lain halnya dengan si Keparat, saat dia main ke rumah ku dan menonton acara tersebut, omongan yang keluar ketika mengomentari paparan tersebut adalah
“Orang itu gak boker yaa, presiden kalo kentut dimana ya? Ngentot doang presiden itu yaa? Monyet! Apa dia gak boker? Trus bokernya gimana?”

Hanya itu kawan komentar dari seorang yang mengaku sarjana! Dari didikan keras orang tuanya yang menyekolahkan dia hingga ke Universitas.

Bukan itu saja kawan, yang paling menmuakkan dari si Keparat itu adalah suka mengetes seseorang, tak terkecuali orang yang sehari-hari dia temui. Misalnya dia sering mengajak ke tempat nongkrong uduk dengan mengatakan kalau dia tak membawa uang, tentu harapannya agar aku bersedia membayarkan semuanya. Sering pula dia mengajak aku ke warung kopi mengajak nongkrong dan ngopi, dan dengan mengatakan kalau dia membawa uang tapi cukup hanya untuk dirinya, harapannya agar aku bisa ikut nongkrong dan menemani dia ngoceh yang gak jelas seraya aku mengikuti pola pikir dia yang tak ubahnya seperti anak SD! Kalau sudah begini biasanya aku diam saja, seraya aku mencari kawan lain yang walaupun tidak lulus SMU, tapi pola pikir dan perilakunya sudah sangat dewasa. Aku senang diskusi dengan orang seperti ini, walaupun sering orang ini menggurui ku, tapi ini lebih baik ketimbang bicara dengan si Keparat!

Sesekali si Keparat baik terhadapku, itu juga kalau sudah ku sindir dengan segala rupa. Misalnya dia selalu bercerita kalau si Keparat baru dapat uang, tapi setelah bercerita dapat uang dari ini itu, dengan mudah juga dia mengatakan kalau uangnya sudah habis untuk ini untuk itu!!. Aku hanya dijadikan kambing conget untuk mendengarkan cerita belagunya si Keparat mendapatkan uang seraya mengolokku di depan mukanya!.

Kalau sudah seperti itu baru ku sindir dengan kata-kata sederhana tapi menusuk!
“Kalo Cuma ngomong dapt duit anak kecil gak sekolah juga bisa Keparat!”

Satu hal yang paling senang dia lakukan ialah menonjolkan kelebihan dia dan mencari-cari kelamahan orang dan mempermasalahkannya. Padahal kelebihan dia tidak lah lebih baik dari kelemahan orang lain itu!
Hanya pikiran si Keparat saja yang menganggap dia lebih baik dari orang lain disatu sisi. Faktanya jauh berbeda.
Sekali lagi aku bingung, pendidikan macam apa yang mencetak pola pikir orang semacam itu?!!
Dasar KEPARAT DOANG!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar